LATAR BELAKANG
Orang tua kerap kali bertanya-tanya mengapa sementara anak menikmati sekolah, suka belajar, dan berprestasi bagus diruang kelas, sedangkan anak-anak lain yang sama mampu, sedemikian bersifat negatif terhadap sekolah, menghindari belajar dan kurang berprestasi.Bahkan orang-orang tua yang bijak menjadi kebingungan karena anak yang biasanya mereka ketahui cerdas dan bahagia, menjadi “tertutup” untuk belajar. Ketertutupan mereka kadang-kadang mulai pada kelas 1, meski banyak anak meninggalkan pendidikan di sekolah lanjutan pertama atau sekolah menengah umum bahkan di perguruan tinggi.
Anak-anak yang pandai tidak dengan sendirinya memenuhi janji awal mereka.Orang kerap menyalahkan sekolah untuk maslah-masalah anak. Sungguh, sekolah dan guru amat penting dan dapat berbuat banyak untuk mendorong belajar anak-anak.Pengalaman sekolah yang positif meningkatkan kemungkinan pengalaman hidup yang positif.Pendidikan masih merupakan jalan yang paling efektif untuk mobilits keatas, keberhasilan, dan pemenuhan hidup.
Sebagai orang tua mempunyai dampak yang paling dramatic dan positif pada pendidikan anak-anak, tidak hanya selama masa kanak-kanak mereka, tidak hanya selama masa kanak-kanak mereka, tetapi juga seluruh masa depan mereka.Maka dalam makalah ini kami akan membahas tetntang bagaimana cara orang tua mendidik anak dengan bijak.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara orangtua mendidik anak dengan bijak ?
2. Bagaimana cara orangtua memberdayakan Anak-anak dengan V Cinta?
3. Apakah kebiasaan mengajar yang mendorong anak belajar?
TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana orangtua mendidik anak dengan bijak
2. Untuk mengetahui bagaimana orangtua memberdayaan Anak-anak dengan V Cinta
3. Untuk mengetahui kebiasaan mengajar yang mendorong anak belajar
MANFAAT
Dapat mengetahui bagaimana cara orangtua dalam mendidik Anak-anak dengan bijak dan bagaimana cara orangtua dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh anak.
PEMBAHASAN
MEMBERDAYAKAN ANAK-ANAK DENGAN V CINTA
Cinta berbentuk V mendorong anak-anak mengembangkan bakat, kebebasan, dan kekuasaaan. Pemberdayaan yang bertahap-tahap jauh lebih lancar dan enak baik anak-anak remaja, maupun orang tua, dan menciptakan suasana yang sesuai ketika anak-anak dapat disemangati untuk belajar.
1.Pujian
Membaca bagi anak-anak, berdiskusi, berbagi minat, menjawab pertanyaan mereka tentu memperbanyak pembendaharaan kata, memperluas pengetahuan dan kecerdasan mereka. Pujian, perhatian, dan dorongan yang positif merupakan hal yang baik bagi anak-anak. Pujian merupakan komunikator nilai-nilai orang dewasa efektif dan menjadi alat yang amat penting bagi orang tua untuk membimbing anak-anak. Kesenangan orang tua yang dinyatakan merupakan motivator awal yang paling kuat.
a. Terlalu banyak pujian, terlalu banyak hal yang baik
Sementara itu, orang tua yang mengakui nilai pujian membuat pengandaian, jika pujian itu baik maka lebih banyak pujian pasti lebih baik. Orang tua lain mengandaikan, jika mereka memuji anak-anak dengan royal, konsep diri anak akan terbangun lebih baik. Namun, keduanya menjadi “hal yang terlalu banyak”. Pujian yang terlalu banyak dapat membuat anak-anak anda menjadi bergantung pada puian atau “kecanduan pujian”. Pujian yang royal dapat mengakibatkan pada diri anak-anak anda merasa terlalu tertekan karena mereka berpendapat, mereka harus memenuhi standar” yang luar biasa dan mustahil yang disampaikan oleh pujian anda. Untuk membimbing anak-anak anda tanpa menekan mereka, pujilah mereka dengan nilai-nilai yang kita ingin mereka hayati dan ketahuilah, meeka tidak boleh dibebani dengan harapan-harapan yang mustahil. Misalnya anda dapat memuji anak-anak anda sebagai “ pekerja yang baik” atau seperti “cerdas”, “kreatif”, “keatif”, “baik”, atau “menarik”. Lebih baik hindarilah kata-kata, seperti “cemerlang”, “luar biasa”, “sempurna”, “mencengangkan”, “spektakuler”, “jenius”, “paling baik”, “paling cantik” atau “pavorite”. Kata-kata seperti “pekerja yang baik” adalah sifat-sifat yang dapat mereka kendalikan dengan usaha-usaha mereka. Sebaliknya, kata-kata seperti “cemerlang” dimasukan kedalam hati sebagai hal-hal yang mestahil untuk di capai dan pesan-pesan yang amat kompetitif. Pastikanlah untuk menekankan agar anak-anak bekerja dan bermain sendiri sebentar setiap hari sehingga mereka merasakan kesenangan studi dan mereka tidak bergantung pada pujian.
b. Memberdayakan Anak Anda dengan Kekuasaan menjadi Anak
Peda anak-anak masih kecil, mereka menuntut jumlah kekuasaan yang kecil. Pada waktu mereka bertambah umur dan berkembang kedewasaan dan tanggung jawab, mereka, sebaiknya meeka dibri kekuaaan yang lebih besar. Jangan memperlakukan anak-anak sebagai orang dewasa kecil. Berilah mereka pilihan-pilihan anak kecil bukn orang dewasa. Jangan berkonsultasi dengan mereka tentang segala hal atau mengandaikan, mereka dapat mengikuti pengalaman-pengalaman dan perasaan-perasaan anda. Biarkanlah mereka mengharapkan hak-hak khusus dan kekuasaan orang dewasa, dan memperbolehkan mereka secara bertahap mendapatkan status orang dewasa.
c. Tekhnik-tekhnik Bertanggung jawab bagi Orangtua
1. Ganjaran dan Hukuman
Kohlberg menjelaskan tahap-tahap awal moralitas dibentuk oleh ganaran dan hukuman orangtua. Meskipun orang-orang dewasa menggunakan tahap-tahap itu sejak masa lampau yang tak dapat diingat lagi untuk membimbing anak-anak belajar, teori-teori dan penelitian baru kapan menggunakan dan kapan tidak menggunakannya pendekatan-pendekatan berdasarkan akal sehat dari masa lampau. Tujuan hukuman dan pujian adalah untuk membantuk anak-anak belajar-belajar untuk belajar, belajar untuk hidup.
Sasaran memberi model untuk kontinuum dan keberagaman ganjaran dan hukuman. Mata sapi atau titik dari sasaran itu merupakan ganjaran intrinsik. Ganjaran-ganaran intrinsic merupakan kepuasan dari menghasilkan kerja yang bermutu atau kegiatan-kegiatan sederhana yang menyenangkan, yaitu anak-anak mengembangkan minat dan terlibat. Kegairahan dan kegembiraan belajar mendatangkan ganjaran-ganjaran intrinsic. Sasaran anda adalah mendorong banyak ganjaran yang tepat sasaran bagi pengalaman-pengalaman belajar anak-anak. Melihat dampak ganjaran-ganjaran intrinsic, amatilah anak umur satu tahun yang menjatuhkan kotak-kotak ke dalam wadahnya, membuangnya, lalu mengulang kegiatan atau perhatikanlah seorang seniman anak SMU tenggelam berjam-jam dalam menggambar dengan cat air.
2. Mencoba untuk mencapai sasaran
Diberikan oleh orangtua, guru-guru dan para anggota keluarga dekat. Perhatian efektif untuk mengajar anak-anak untuk menjadi pelajar, pekerja dan pemikir. Bila orang-orang dewasa yang penting senang dengan prestasi anak-anak, puian dan minat mereka menjadi ganjaran; kekecewaan atau kurang minat mereka dirasa sebagai hukuman.
a. Kesenangan dan kekecewaan anda amatlah efektif untuk memotivasi anak-anak anda.
b. Perhatian pribadi orang-orang dewasa yang penting dan akibat-akibat wajar lebih diutamakan daripada dua lingkaran ganjaran dan hukuman dari sasaran bagian luar yang luas.
c. Ganjaran-ganjaran berupa tanda paling efektif bila digunakan sementara sebagai jembatan menuju ke lingkaran-lingkaran sasaran yang lebih dalam dan bila ganjaran-ganjaran lain yang kurang terasa tidak berhasil.
d. Penggunaan ganjaran material yang terlalu banyak dapat mengakibatkan tanpa sengaja mengajari anak-anak untuk memanipulasi orang dewasa demi mendapatkan tanda. Misalnya, anak muda yang mendapatkan uang untuk menyelesaikan tugas sekolahnya berhenti mengerjakan tugas itu. Ia minta tambahan uang untuk melanjutkan menyelesaikan tugas itu.
e. Gunakanlah tanda-tanda penghukuman dengan tidak terlalu sering
f. Yang paling penting adalah janganlah member ganjaran terlalu banyak atau memberi hukuman terlalu banyak.
Jika anda melakukannya mereka tidak akan mencapai sasaran utama belajar karena mereka belajar untuk tergantung dan mengharapkan perundingan untuk segala kegiatan mereka.
3. Terlalu banyak hukuman dan perlawanan
Memberi hukuman terlalu banyak dapat menciptakan depresi pada anak-anak dependen yang kurang percaya diri. Anak-anak itu secara harfiah menyerah. Mereka tak percaya, diri mereka mampu berbuat sesuatu untuk menyelesaikan masalah-masalah mereka.
4. Pegangan dalam menghukum
a. Hukumlah dengan tenang.
b. Hukumlah dalam waktu singkat, sepuluh menit, satu hari, atau ketika sore, biasanya cukup.
c. Bila anda mengambil telepon, sepeda dan lain-lain, janganlah berharap anak anda akan mengatakan kepada anda , anda benar. Biasanya mereka mengatakan “aku tak perduli” “tidak adil itu”. Sesungguhnya mereka perduli dan tak mau mengatakan apa-apa.
d. Menampar lebih dari dari satu kali jarang mendatangkan hasil,hanya memberikan contok kekerasan.
e. Jika di jatuhkan hukuman jangan tarik kembali.
f. Tetap knsisten dan tegas
g. Jangan menambahkan hukuman-hukuman, karena akan menambah kemarahan anak.
MENDIDIK ANAK DENGAN BIJAK
Orang tua seringkali mengambil tanggung jawab anak dengan membantunya untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut. Padahal sudah ada kesepakatan bahwa tanggung jawab tersebut adalah milik anak.
Ada banyak alasan mengapa mereka mengambil tanggung jawab tersebut. Pertama, mereka tidak rela jika anak mengalami kesulitan seperti apa yang pernah alami masa lampau. Kedua, mereka menginginkan hasil sempurna dari tanggung jawab yang dilaksanakan oleh anaknya. Sehingga tidak siap untuk menerima kenyataan bahwa hasil tanggung jawab anaknya masih banyak salahnya. Ketiga, orang tua tidak sabar untuk menunggu bahwa setiap tanggung jawab yang tidak baik akan kembali kepada anak.
Saatnya kita mengembalikan tanggung jawab kepada anak kita. Kita memilih beberapa tanggung jawab yang memang mampu dilakukan oleh anak dengan baik. Kita dampingi dan kita bimbing pada setiap tahapan tanggung jawab kemudian kita berikan semuanya kepada mereka. Jika muncul beberapa kesalahan dan keterlambatan, kita buka wacana untuk mengevaluasi dengan hati yang tenang dan optimis bahwa anak kita akan dapat melaksanakannya dengan baik.
KEBIASAAN MENGAJAR YANG MENDORONG ANAK BELAJAR
1. Berinvestasi dalam perencana harian atau notebook tugas. Tunjukkan anak Anda cara menggunakan buku tugas sebagai cara untuk mengatur tugas pekerjaan rumahnya. Dia harus terbiasa untuk menulis tugas di akhir setiap kelas (dalam cara yang ia dapat dengan mudah menafsirkan), termasuk notasi sebagai bahan apa ia akan perlu untuk menyelesaikan pekerjaan rumah dan membuat catatan mengenai tanggal jatuh tempo. Kadang-kadang membantu untuk warna-kode setiap kelas untuk kemudahan referensi.
2. Tentukan tempat untuk pekerjaan rumah. Dimana studi anak Anda akan sering bergantung pada bagaimana motivasi diri dia sebagai seorang pembelajar. Beberapa siswa bekerja lebih baik dalam privasi kamar mereka sendiri, sementara yang lain harus di daerah tinggi lalu lintas dari rumah sehingga seseorang bisa mendorong mereka untuk terus bergerak. Di mana pun tempat itu, membantu anak Anda kosongkan dari gangguan dan mengajar dia untuk memeriksa bahwa itu penuh dengan persediaan yang diperlukan sebelum awal dia belajar.
3. Membedakan antara mengerjakan PR dan belajar. Pekerjaan rumah adalah tugas yang perlu dikembalikan kepada guru, tapi belajar akan ke material untuk memastikan itu dipahami dan telah dipelajari. Seringkali siswa berpikir bahwa mendapatkan pekerjaan rumah dilakukan mengurangi mereka dari tugas belajar, tapi itu bukan sejauh mana seluruh proses.
4. Tentukan waktu tertentu untuk pekerjaan rumah dan belajar. Bekerja di sekitar kegiatan lain anak Anda dan datang dengan blok waktu yang disisihkan khusus untuk belajar. Bahkan jika pekerjaan rumahnya selesai sebelum waktu habis, mengajarkan dia untuk menggunakan waktu tambahan untuk meninjau membaca atau pekerjaan lain selama waktu itu. Ini akan mengurangi kebutuhan untuk “menjejalkan” tepat sebelum tes.
5. Dorong anak Anda untuk membuat catatan saat dia membaca. Banyak anak memiliki kesulitan membaca waktu untuk menyelesaikan analisis makna dan tema. Sangat penting untuk membedakan antara membaca untuk kesenangan dan membaca tujuan. Mengambil catatan tentang peristiwa utama dan reaksi karakter kepada mereka ketika membaca sebuah buku untuk sekolah dapat membantu siswa membuat hubungan bahwa mereka tidak akan jika tidak membuat.
6. Membantu merencanakan anak Anda untuk tugas jangka panjang. Dia mungkin mengalami kesulitan mencari tahu cara memecahkan laporan besar atau proyek ke dalam langkah-langkah yang lebih kecil. Dengan kalender di depan Anda, membantunya memecah proyek menjadi komponen yang membangun pada setiap penelitian, lain seperti, notetaking, menulis dan menciptakan tampilan visual. Kemudian gunakan kalender untuk menulis dengan ketika masing-masing langkah harus diselesaikan dalam rangka untuk memiliki tugas yang dilakukan (dan baik dilakukan) pada waktunya.
7. Terlibat. Tahu apa tugas-tugas anak Anda dan ketika dia tes. Cobalah untuk kuis di atas materi sebelum tes atau atas dasar malam untuk memastikan dia memahami pekerjaan. Selain itu, pastikan anak Anda tahu dia selalu dapat datang kepada Anda untuk meminta bantuan dengan sesuatu yang memberikan masalah-nya.
KESIMPULAN
Peran orang tua sangatlah penting untuk mendorong anak-anak mengembangkan bakat, kebebasan, dan kekuasaaan. Pemberdayaan yang bertahap-tahap jauh lebih lancar dan enak baik anak-anak remaja, maupun orang tua, dan menciptakan suasana yang sesuai ketika anak-anak dapat disemangati untuk belajar. Pujian, perhatian, dan dorongan yang positif merupakan hal yang baik bagi anak-anak. Tujuan hukuman dan pujian adalah untuk membantuk anak-anak belajar-belajar untuk belajar.
Orang tua sebaiknya memberikan tanggung jawab kepada anak dan membantunya melaksanakan tanggung jawab tersebut. Kita memilih beberapa tanggung jawab yang memang mampu dilakukan oleh anak dengan baik. Kita dampingi dan kita bimbing pada setiap tahapan tanggung jawab kemudian kita berikan semuanya kepada mereka. Jika muncul beberapa kesalahan dan keterlambatan, kita buka wacana untuk mengevaluasi dengan hati yang tenang dan optimis bahwa anak kita akan dapat melaksanakannya dengan baik.
Kebiasaan yang mendorong anak belajar antara lain,a) Berinvestasi dalam perencana harian atau notebook tugas, b) Menentukan waktu yang tepat untuk pekerjaan rumah, c) membedakan antara mengerjakan PR dan belajar, d) menentukan tempat untuk belajar, e) mendorong anak untuk membuat catatan saat dia membaca, f) Membantu merencanakan anak untuk tugas jangka panjang, g) terlibat dalam setiap kegiatan belajar anak.
DAFTAR PUSTAKA
Rimm,Sylvia (1998) Smart parenting,mendidik anak dengan bijak , jakarta; PT Grasindo.
http://edukasi.kompasiana.com/2011/04/24/cara-mengajar-anak-untuk-mengembangkan-kebiasaan-belajar-yang-baik-358327.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar